Misteri Candi Borobudur yang Pernah Hilang

Candi Borobudur terletak di daerah Magelang, Jawa Tengah dan didirikan pertama kali pada abad ke 9 tepatnya pada zaman Kerajaan Syailendra. Candi Budha terbesar di dunia ini juga merupakan monumen atau kuil Budha terbesar di dunia. Terdiri dari 6 teras berbentuk bujur sangkar, di atasnya ada 3 pelataran melingkar, dan paling atas terdapat stupa utama yang ukurannya besar. Pada dindingnya dihiasi 2.672 panel relief dan 504 arca Budha. Stupa utama yang terletak paling atas di tengah dikelilingi oleh 72 patung budha.

Dibalik fakta yang sudah terungkap, terdapat misteri Candi Borobudur yang belum terpecahkan. Karena belum terpecahkan kebenarannya inilah makanya masih menjadi misteri. Salah satu misteri yang masih dipertanyakan adalah sempat hilangnya Candi Budha terbesar di dunia ini pada tahun 1006 Masehi. Saat itu, terjadi letusan Gunung Merapi dan letusannya ini menyebabkan Candi Borobudur tertimbun abu vulkanik dan lava. Setelah itu, keberadaan candi ini hilang dari peradaban selama berabad-abad.

Lalu, apa yang terjadi selama itu? Candi ini terpendam dan tak terlihat oleh kasat mata. Banyak pohon dan semak belukar yang menutupinya sehingga menyerupai bukit. Ada yang mengatakan bahwa Candi Borobudur memang sengaja ditinggalkan karena hal tertentu. Pada 928 dan 1006 Raja Mpu Sindok pernah memindahkan Kerajaan Medang ke daerah Jawa Timur karena serangkaian letusan gunung Merapi. Namun, hal ini masih belum tentu kebenarannya. Ada juga yang mengatakan bahwa tahun 1365 ditulis tentang monument Budha ini oleh Mpu Prapanca. Dia menulis naskah Negarakertagama dan menyebutkan “Wihara di Budur”.

Penemuan Kembali Candi Borobudur yang Hilang

Tahun 1811 sampai 1816, ketika Perang Inggris – Belanda untuk memperebutkan Jawa dan Jawa sedang berada di bawah pemerintahan Inggris, Candi Borobudur ini ditemukan kembali. Thomas Stanford Raffles waktu itu ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal dan memiliki minat terhadap sejarah dan seluk beluk Jawa. Dalam perjalanannya mengelilingi Jawa, dia mengumpulkan artefak antic Jawa kuno dan menulis tentang sejarah Jawa dan kebudayaannya. Lalu, saat di Semarang pada tahun 1814, ia diberitahu bahwa ada sebuah candi besar di dalam hutan dekat desa Bumisegara. Saat itu dia tidak bisa datang karena suatu keperluan, maka dari itu dia mengutus H.C Cornelius untuk menyelidiki candi tersebut. Kebetulan dia adalah seorang insinyur, jadi tugas ini sangat cocok dengan profesinya.

Ketika sampai di sana, pohon dan semak-semak belukar yang menutupi candi ditebang dan dibersihkan dari semua debu vullkanik. Berita disertai gambar tentang bangunan ini pun diberitakan kepada Raffles. Berkat hal ini, Raffles dianggap berjasa dalam penemuan kembali Candi Borobudur yang sempat hilang. Karena saat pembersihan Candi Borobudur di masa Cornelius masih belum tergali semua, Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia – Belanda meneruskan kerja Cornelius dan akhirnya seluruh bagian candi berhasil terlihat semua. Ini terjadi sekitar tahun 1835.

Setelah itu, pemerintah colonial Hindia – Belanda mengutus insinyur pejabat Belanda bidang teknik, Wilsen, untuk mempelajari situs ini. Selain dia, J.F.G. Brumund juga ditugaskan dalam penelitian ini. Masih ada peneliti lain yang turut andil dalam mempelajari situs Budha terbesar ini. Hingga sekarang, candi Borobudur sangat terkenal seantro dunia dan masuk dalam salah satu jajaran situs yang dilindungi oleh UNESCO. Bangunan ini sangat penting bagi umat Budha sebagai kuil sakral lambang kesucian umat Budha. Berabad-abad berlalu, namun Candi Borobudur tetap bertahan walaupun telah melalui berbagai bencana alam.

Leave a Reply